Jumat, 05 Mei 2017

Perbedaan Kemampuan dan Tigas "Imam Mahdi a.s." Dengan "Masih Mau'ud a.s." & "Wahyu-wahyu Ilahi" yang Mendukung Pendakwaan Mirza Ghulam Ahmad a.s. Sebagai "Imam Mahdi a.s". dan "Masih Mau'ud a.s."




Bismillaahirrahmaanirrahiim

“ARBA’IN”

ARBA’IN LI-ITMÂMIL HUJJAH ‘ALAL MUKHALLIFÎN
(Empat Puluh Risalah, Menyempurnakan Argumen Bagi Para Penentang)

  Karya

  Mirza Ghulam Ahmad a.s.
(Al-Masih Al-Mau’ud a.s.   -- Al-Masih yang Dijanjikan a.s.)


Bagian 17

ARBA’ÎN KE II

 PERBEDAAN  KEMAMPUAN DAN TUGAS IMAM MAHDI A.S. DENGAN MASIH MAU’UD A.S.   & WAHYU-WAHYU  ILAHI YANG MENDUKUNG PENDAKWAAN MIRZA GHULAM AHMAD A.S. SEBAGAI IMAM MAHDI A.S. DAN MASIH MAU’UD A.S.  

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir  Bab sebelumnya   telah dikemukakan topik   “Guru”  Nabi Adam a.s. dan Imam Mahdi a.s.  adalah  Allah Ta’ala.        Berdasarkan rujukan firman Allah Swt. berkenaan   pentingnya keberadaan “Adam” – sebagai Khalifah Allah – dalam rangka membangun “langit baru” dan “bumi baru” (QS.14:49) yang mendapat petunjuk dan pendidikan langsung dari Allah Swt. (QS.2:32-35), selanjutnya Masih Mau’ud a.s. bersabda:
      “Oleh karena untuk seorang Kamil Mushlih (Pembaharu yang sempurna)  selalu memerlukan syarat-syarat ini, yakni memiliki dua sifat tersebut, yaitu bahwa dia adalah khusus murid Tuhan dan kemudian  mendapat dukungan Ruhulqudus di dalam setiap medan perjuangannya.[1]  Sedangkan untuk Mahdi Akhiruz-Zaman -- yang nama lainnya adalah Masih Mau’ud -- oleh karena ia merupakan  bayangan dari keduanya (dzul buruzain), maka merupakan keharusan kedua sifat itu secara utuh terdapat padanya. Karena sebagaimana dimaklumi dari ayat tersebut bahwa situasi zaman yang rusuh menghendaki yang demikian, yaitu Imam Akhiruz- Zaman untuk keadaan zaman yang demikian kotornya adalah Mahdi yang dari Allah Ta’ala. Dan dalam urusan agama, Mahdi bukanlah murid siapa-siapa melainkan  murid  Allah serta  mendapat pendidikan ilmu-ilmu umum dan  ilmu Ilahi hanyalah dari Allah semata.
      Mahdi Akhiruz-zaman bukanlah murid seseorang dan bukan pula anak-didik seorang manusia, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu pikir. Dan demikian pula ia mendapat didikan dari Allah serta mampu menyembuhkan setiap penyakit ruhani di antara penyakit-penyakit yang merajalela di dunia ini. Sebagian orang menderita penyakit  karena   pengaruh kesalahan aqli (akal/pemahaman), dan sebagian lainnya menjadi sakit ruhani karena terjerumus ke dalam pengaruh kesalahan  naqli (penerjemahan/periwayatan  kitab/agama).
      Syarat untuk menjadi Isa adalah mampu menyembuhkan setiap penderita penyakit [ruhani] dengan bantuan kekuatan Ruhulqudus. Jelas, jika seseorang tergelincir ke dalam keraguan yang disebabkan hanya karena satu kesalahan pemikiran saja, kemudian untuk memperbaikinya dengan keyakinan hanya dengan memperlihatkan suatu mukjizat belaka tidaklah cukup. Menyembuhkan orang sakit [jasmani] di hadapannya  itu tidaklah cukup, sebab hanya dengan mukjizat semacam itu ia tidak akan dapat selamat dari tipu muslihat kesalahan akal.
      Pokoknya, selama kekeliruan itu belum dikeluarkan dari jalan itu -- dimana ia mendapatkan kesalahan --  tidaklah bisa beres. Untuk itulah berulang kali aku katakan bahwa  zaman ini yang  kita berada di dalamnya, kita membutuhkan Masih dan Mahdi. Dibutuhkannya Mahdi adalah karena hubungan manusia yang ada sekarang dengan yang telah lalu telah terputus, karena itu diperlukan orang yang akan datang itu, dia akan nampak sebagaimana zahirnya Adam a.s., yang Guru dan Penuntunnya hanya Allah semata, dan orang yang seperti itulah yang dikatakan Mahdi, yakni khusus mendapat petunjuk langsung dari Allah.
      Semua wujud hanya akan memperoleh ilmu ruhani darinya, dan dialah penabur ilmu-ilmu dan makrifat yang telah dilupakan orang-orang. Dan  ini adalah sifat ke-Mahdi-an yang lazim dan harus, dialah pembawa ilmu-ilmu makrifat yang telah hilang dari dunia ini, dia disebut Mahdi karena dia adalah Adam  ruhani.
      Demikian pula halnya bahwa dialah yang membawa kembali  keyakinan terhadap Allah Ta’ala melalui tanda-tanda istimewa. Dan iman yang telah terbang ke langit dibawanya kembali melalui tanda-tanda [Ilahi], karena itulah  ini pun merupakan  sifat khas ke-Mahdi-an yang penting.  Ketepatan dari segala segi bagi Mahdi adalah perlu.”

Nabi Muhammad Saw.  adalah Mahdi yang Hakiki  & Perbedaan Mahdi dan Masih

        Masih dalam rujukan  firman Allah Swt. dalam QS.61:10 mengenai rasul Akhir Zaman yang akan mewujudkan  keyayaan Islam kedua kali, selanjutnya Masih Mau’ud a.s. bersabda mengenai Imam Mahdi a.s. yang hakiki yang “Gurunya” langsung Allah Swt. sebagaimana halnya dengan Adam (Khalifah Allah) yang diajari Allah Swt. mengenai rahasia-rahasia Al-Asmā-Nya  (nama-nama-Nya/sifat-sifat-Nya) yang para malaikat pun tidak mengetahuinya (QS.2:31-34):
      “Mahdi yang hakiki dan kamil (sempurna) bukanlah Musa a.s. yang dahulu, sebab beliau mempelajari suhuf-suhuf nabi yang lainnya. Tetapi satu-satunya Mahdi  hakiki dan kamil di dunia mini adalah Nabi Muhammad saw. yang ummi (butahuruf).  Demikian pula masa kini dimana kita hidup masih membutuhkan Mahdi, sebab di zaman sekarang ribuan penyakit telah merajalela, oleh karena itu perlulah kiranya keberadaan dalil-dalil yang tak terpatahkan agar setiap penyakit ruhani menjadi sirna.”
        Penganugerahan dalil-dalil kebenaran  yang mencapai sasaran  di Akhir Zaman ini  tidak cukup yang  hanya  mampu membungkam mulut   para penentang kebenaran – seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim a.s. terhadap raja Namrud (QS.2:261:259 –  tetapi juga  dalil-dalil kebenaran yang mampu menghidupkan ruhani.  Sehubungan dengan hal tersebut selanjutnya Masih Mau’ud a.s. menjelaskan:   
      “Perbedaan yang nyata antara Mahdi dan Masih, adalah bagi Mahdi perlu ketepatan waktu, dan pada saat Mahdi datang dunia dalam keadaan kacau, di kalangan manusia tidak terdapat seorang guru pun  atau pembimbing dalam hal ilmu-ilmu agama, bahkan tak seorangpun yang cakap menuntun urusan agama. Hanya Allah sajalah  satu-satunya yang  mengajarkan ilmu-ilmu dan rahasia-rahasia kepada Mahdi, sebagaimana Dia telah mengajari Adam a.s.. Sedangkan yang dimaksud  dengan  Masih, adalah   seseorang yang mendapat bimbingan Ruhulqudus, kemudian lambat-laun malaikat menolongnya.[2]
Wahyu-wahyu Ilahi yang Diterima Masih Mau’ud a.s. Sebagai Bukti Sebagai Imam Mahdi a.s.

Dia berfirman:
“Dan dulu kamu berada di tepi jurang kehancuran maka Tuhan telah menyelamatkan kamu darinya. Hal itu telah ditakdirkan sejak semula, tak ada yang sanggup menghancurkan rencana Tuhan, dan cukuplah Dia bagi orang yang mengolok-olok. Semua urusan ini datangnya dari Tuhan, Dia akan menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya atas engkau dan agar menjadikan engkau penuntun bagi orang-orang.
Katakanlah kepada mereka, “Apabila kamu mencintai Allah maka ikutilah aku, maka  Allah pun akan  mencintai kamu”. Dan katakanlah pula kepada mereka bahwa Kesaksian Tuhan atas kebenaranku ada padaku, lalu apakah kamu menerima kesaksian Tuhan ataukah tidak?” Dan katakanlah pula kepada mereka: “Kerjakanlah pekerjaan kamu pada tempat kamu sendiri dan aku pun akan mengerjakan pekerjaanku pada tempatku sendiri, kemudian kamu akan menyaksikan bahwa siapa yang beserta dengan Tuhan.”
Tuhan telah berfirman dengan jelas, semoga saja kamu dikasihani, Jika kamu  berpaling maka Dia pun  akan berpaling, dan rasa permusuhan terhadap kebenaran akan tetap melilit di batang leher. Orang-orang akan menakut-nakuti engkau seperti itu. Engkau selalu berada di depan mata-Ku dan  Aku selalu mengingat nama engkau. Tuhan sedang memuji engkau di atas ‘Arasy, Kami memuji engkau dan mengirimkan shalawat atas engkau.
Orang-orang menginginkan agar  cahaya Tuhan padam oleh tiupan mulut mereka, tetapi Tuhan tidak akan meninggalkan cahaya-Nya sebelum mencapai kesempurnaannya. Orang-orang yang ingkar tidak menyukai  engkau. Tak lama lagi kami akan masukkan ru’ub (wibawa/rasa gentar) ke dalam hati mereka, ketika pertolongan Tuhan dan kemenangan datang, waktupun akan memihak kepada Kami, maka  akan terdengar ucapan  mereka: “Ini hanyalah bualan  belaka!” Katakanlah kepada mereka,   “Semua urusan ini Tuhan yang mengerjakannya”. Kemudian tinggalkanlah mereka, biarkan mereka dalam kesenangannya.
Katakanlah kepada mereka, “Jika aku mengada-ada maka dosanya hanya padaku. Dan siapalah yang lebih zalim (aniaya) daripada pendusta terhadap Allah?”  Dan  Kami   berkuasa  memperlihatkan kepada  mereka beberapa kekuatan wibawa Kami sebelum kewafatan engkau, seperti yang Aku janjikan kepada engkau atau menyebabkan kewafatan engkau. Aku beserta engkau, karena itulah hendaklah engkau beserta-Ku di mana saja engkau berada (hendaklah beserta Allah di mana pun engkau berada. Ke arah mana pun engkau berpaling di sana ada wajah Allah).
Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk kemanfaatan manusia, dan kamu adalah kebanggaan orang-orang mukmin. Dan janganlah putus asa dengan rahmat Allah [rahmat-Nya dekat dengan engkau]. Pertolongan-Nya dari tempat yang jauh akan datang untuk menolong engkau. Orang-orang akan datang dari tempat yang jauh-jauh untuk menolong engkau, dan Tuhan sendiri akan menolong engkau. Orang-orang yang hati mereka    diberi   ilham akan menolong engkau.
 Aku akan menjauhkan engkau dari kesedihan dan kesusahan. Aku adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami akan memberikan suatu kemenangan yang nyata  kepada engkau. Kemenangan yang diberikan kepada sahabat Allah adalah kemenangan besar. Kami  menjadikan ia kawan karib sendiri. Ia seorang pemberani.
Jika iman telah terbang ke bintang Tsurayya  maka   dia akan membawanya turun. Tuhan akan mencerahkan  (menyinari)  dalil-dalilnya. Hai Ahmad, rahmat terus mengalir dari  bibir engkau, engkau di hadapan (dalam penjagaan ketat) Kami. Tuhan akan meninggikan nama engkau  dan Dia akan menyempurnakan  karunia-Nya kepada engkau di dunia dan di akhirat.  Wahai Ahmad-Ku, engkau adalah tujuan-Ku dan beserta-Ku. Aku telah menanamkan   pohon engkau dengan Tangan-Ku sendiri. Kami memandang  engkau  dan memerintahkan api, api kesalahan orang-orang: “[Hai api], dinginlah dan   keselamatan atas Ibrahim.”

Kedengkian Terhadap Rasul Allah

           Maksudnya adalah semua api fitnah akan menjadi lenyap. Kabar suka ini datangnya dari dua situasi, yakni diberikan-Nya kabar tersebut pada saat ketika pada kaum  itu belum ada fitnah dan para ulama adalah saksinya yang membenarkan. Kemudian kaum itu baru mengerti pada saat fitnah telah datang di akhir waktunya. Kemudian Dia berfirman:
Wahai Ahmad, nama engkau akan berakhir, nama-Ku tidak akan berakhir. Hai Ahmad, engkau diberkati dan engkau sendiri berhak mendapat berkat. Kedudukan engkau menakjubkan dan ganjaran engkau dekat.  Aku akan menjadikan  engkau   Imam (pemimpin) yang telah dijanjikan untuk umat manusia, yakni Aku akan menjadikan engkau Masih Mau’ud (Masih yang dijanjikan) dan Mahdi Ma’hud (yang ditunggu-tunggu).
Apakah  ini mengherankan bagi manusia? Katakanlah kepada mereka: “Allah itu menakjubkan.”  Inilah jalan-Nya sejak awal, Dia memilih orang yang Dia sukai di antara hamba-Nya  dan  bergabung yang dipilih oleh-Nya. Dia tidak ditanyai tentang apa yang Dia kerjakan dan merekalah  yang akan ditanyakan tanggungjawab perbuatannya. Engkau berkedudukan tinggi di Hadhirat-Ku. Aku akan memilih engkau untuk Diri-Ku Sendiri. Bumi dan langit beserta engkau sebagaimana keduanya beserta-Ku. Rahasia engkau adalah rahasia-Ku, Engkau bagi-Ku   seperti  Tauhid dan Ketunggalan-Ku. Kini sudah datang waktunya  engkau akan dikenali orang-orang. Saat ini engkau telah melewati masa ketika tidak seorang pun mengenali engkau. Segera  engkau akan dikenal manusia.
Mereka bertanya: “Dari mana engkau memperoleh kedudukan ini? Bagi kami ini hanya tipuan.” Kebenaran adalah ketika Allah menolong orang-orang  beriman dan termasuk di dalam orang yang dipilih-Nya. Dia jadikan banyak negeri yang penduduknya iri hati, inilah jalan Allah.”
      Pokok masalahnya adalah, apabila Allah memberikan pertolongan kepada hamba-Nya dan mensucikannya maka telah ditetapkan-Nya bermacam-macam orang dengki datang menentangnya, inilah  sunnatullah.
“Katakanlah kepada mereka: “Aku bukan apa-apa, ini semua dari Allah”, lalu tinggalkanlah mereka yang sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Maha Suci Allah, Maha Beberkat,  Maha Tinggi. Dia menambah tinggi kedudukan engkau. Waktu telah tiba ketika tidak seorang pun akan berbicara dengan leluhur  engkau[3],  dan silsilah akan dimulai dari engkau.”

 Perumpamaan Seutas Tali Dua Buah Busur

      Ini adalah jalan Allah Yang Maha Kuasa yang senantiasa dilakukan pada setiap rasul dan hamba pilihan-Nya.
 “Allah   tidak akan meninggalkan engkau sebelum memperlihatkan perbedaan kesucian dengan keburukan. Aku ingin mengadakan  seorang Khalifah maka Aku menciptakanlah Adam. “Hai Adam, tinggallah engkau bersama  istri engkau di surga dan juga sahabat-sahabat engkau. Hai Ahmad, tinggallah engkau bersama dengan istri engkau beserta para sahabat engkau di surga. Engkau akan wafat pada saat aku ridha kepada engkau. Dengan berkat karunia Allah engkau akan memasuki di surga.”
(Urdu] “Tuhan akan membereskan urusan engkau dan akan memberi karunia kepada engkau atas apa yang engkau kehendaki. [Arab]   Salam atas engkau, engkau telah diberkati dan ditinggikan di atas orang-orang pada masa engkau.   Mereka akan berkata, “Ini hanya kedustaan belaka! Kami tidak pernah mendengar yang demikian dari nenek-moyang kami.” Tuhan  engkau Maha Kuasa, Dia memilih untuk diri-Nya Sendiri siapa yang  siapa  Dia kehendaki. Kami telah memuliakan anak-anak Adam dan meninggikan sebagian atas sebagian lainnya. Katakanlah kepada mereka: “Nur  telah datang kepada kamu dari Allah maka janganlah kamu menolak kalau memang kamu beriman.”
Mereka yang ingkar dan menghalang-halangi orang-orang  dari jalan Allah telah dibantah oleh seorang laki-laki dari Farsi.[4] (yang usahanya dihargai Allah). Kitab sahabat Allah  dzulfiqar (pedang) Ali. Sekiranya iman terbang ke Tsurayya ia akan membawanya turun. Nyaris minyaknya menyala walau api tidak mengenainya.
Kitab kawanku adalah Dzulfiqar (pedang) dari Ali. Apabila iman telah terbang ke bintang Tsurayya maka  seseorang dari anak-anak Faris   akan mengambilnya kembali. Nyaris  (hampir-hampir) minyaknya akan menyala  dengan sendirinya walaupun api tidak menyentuhnya. Ia mendekat kepada Tuhan kemudian lebih dekat lagi sehingga seolah-olah menjadi seutas tali dua buah busur

ALLAH SWT (lingkar busur atas)

Maqam Muhammadi Saw
yang Bayangannya
Masih Mau'ud a.s. (tali busur)

MAKHLUK (lingkar busur bawah)
  


Kami telah mengutusnya dekat Qadian. Dengan kebenaran Kami mengutus dia dan dengan kebenaran pula dia datang. Telah disempurnakan nubuat dalam Al-Quran dan Hadits.”   \

Hanya Allah Swt. yang Berwenang Menganugerahkan Risalat (Kerasulan)

        Yakni dialah Masih Mau’ud yang tentangnya diterangkan dalam Al-Quran dan hadits. Selanjutnya Dia berfirman: 
“Apakah perkataan kebenaran yang kamu ragukan?  Dan sebagian orang berkata, “Yang berhak menerima kedudukan ini adalah si fulan, si fulan yang tempatnya di tempat anu”. Dan mereka berkata, “Ini adalah makar (tipu-daya) belaka yang engkau buat di kota.”  Orang-orang ini memandang engkau tetapi engkau tidak terlihat oleh  mereka.  Lihatlah, Tanda agung  itu adalah Allah Sendiri yang telah mengajar engkau. Dan tidak ada seorang pun yang dapat memahami Al-Quran  selain dia yang telah disucikan.
 Wahai hamba Allah Yang Kuasa,  Aku beserta engkau. Hari ini engkau berada pada kedudukan  kepercayaan kami, dan rahmat-Ku meliputi engkau di dunia dan di akhirat. Engkau salah seorang di antara mereka yang dekat dengan-Ku. Aku adalah Bantuan yang diperlukan bagi engkau. Aku telah menghidupkan engkau. Aku akan menghembuskan kepada engkau ruh kebenaran dari Diri-Ku, dan Aku telah mencurahkan cinta-Ku kepada engkau. Engkau telah diasuh dalam penjagaan-Ku. Allah memuji engkau dan berjalan kepada engkau. Dia menjadikan Adam, yaitu diri engkau sendiri serta memuliakannya. Ia adalah utusan (rasul)  Allah dalam jubah nabi-nabi. Ia yang ditolak dari matba (stempel persetujuan) tidak punya tempat istirahat lagi.
Ingatlah waktu mendatang, ketika orang yang mengatakan engkau sebagai kafir akan merencanakan melawan engkau dan berkata kepada orang yang mempunyai pengaruh besar: “Hai Haman, nyalakanlah api fitnah (kejahatan) bagiku supaya aku dapat menemukan Tuhan dari orang ini, walau aku telah menganggapnya pendusta.” Binasalah kedua tangan Abu Lahab (Bapak nyala api) dan binasalah ia!”  -- (yaitu ia yang menulis pengumuman dan yang mendiktekannya]   -- Aku tidak pantas baginya masuk urusan ini kecuali dengan ketakutan.”

Pembukaan Berbagai Rahasia Khazanah Sifat-sifat Ilahi

      Ini merupakan kabar suka yang beberapa tahun sebelumnya telah diisyaratkan kepada kejadian ketika fatwa pengkafiran terhadap diriku dinyatakan. Kemudian berfirman:
Kesakitan apa yang menimpa engkau karena pernyataan murtad adalah sebagai akibat dari Allah. Itu akan menjadi cobaan maka sabarlah sebagaimana orang-orang yang berkemauan  (ulul ‘Azham --   para  nabi)  bersabar. Akhirnya Allah akan menggagalkan rencana orang ingkar. Ketahuilah dan ingatlah, cobaan itu dari Allah supaya Dia mencintai engkau dengan kecintaan besar, kecintaan dari Allah Maha Kuasa, Tuhan Maha Mulia. Ganjaran yang tidak putus dan disampaikan kepada engkau.
Aku adalah khazanah tersembunyi maka Aku ingin supaya dikenal. Langit dan bumi adalah masa yang padat   yang isi dan rahasianya tersembunyi lalu Kami memisahkan keduanya.”
      Ini berarti telah diciptakan manusia di abad ini yang sedang mencari sifat dan karakteristik benda (material) di bumi, sementara di pihak lain manusia lannya diciptakan untuk mencapai pintu gerbang  di langit yang telah dibuka.
“Mereka mengejek engaku dan berkata: “Inikah orang yang diutus Allah?” Katakanlah kepada mereka: “Aku hanya seorang manusia ciptaan Tuhan, kepadaku telah diwahyukan bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa.” (Farsi) “Bergembirakah karena waktu engkau telah tiba dan jejak kaki orang Muslim telah dicetak pada menara yang tinggi.” (Urdu) – “Kesamaan Nabi Suci Muhammad saw., Pemimpin semua nabi.”
      Hal ini mengisyaratkan bahwa musuh-musuh akan berusaha membuat satu masalah agar orang-orang berfikir bahwa, “Orang ini bukanlah orang suci bahkan tidak beriman.”  
(Arab) - “Hai Isa, Aku akan mewafatkan engkau dan meninggikan engkau ke sisi-Ku. Aku akan menempatkan Jemaat engkau di atas penentang engkau sampai Hari Kiamat”.  Akan ada sahabat pertama yang menerima di masa awal, yang menerima setelah menyaksikan  Tanda yang berulang.”
 (Urdu) – “Aku akan memperlihatkan cahaya-Ku. Aku akan memuliakan engkau sebagai perwujudan kekuasaan-Ku. Seorang  Pemberi ingat telah datang ke dunia tetapi dunia tidak menerimanya, tetapi Tuhan akan menerimanya serta akan memperlihatkan kebenaran dengan serangan dahsyat.”
 (Arab) – “Allah adalah Pelindungnya. Kecintaan Allah adalah pelindungnya. Kami mewahyukannya dan Kami yang melindunginya. Allah adalah Pelindung yang terbaik dan Dia Maha Pemurah, Maha Penyayang.
Pemimpin kaum ingkar mencoba menakuti engkau. Jangan takut, engkau akan unggul. Allah akan menolong engkau dalam setiap bidang. Hari-Ku akan menjadi hari peradilan besar. Aku telah memberikan perkataankan-Ku: “Aku dan rasul-rasulku pasti akan memang.” Tak seorang pun dapat mengubah perkataan-KuEngkau beserta-ku dan Aku beserta engkau. Aku menciptakan malam dan siang untuk engkau. Berbuatlah sebagaimana yang kamu kehendaki, Aku telah mengampuni engkau. Engkau di sisi-Ku berada dalam kedudukan yang tidak diketahui orang-orang.
Apakah  mereka berfikir bahwa ia orang yang misterius yang tinggal di langit atau tersembunyi dalam gua? Katakanlah: “Allah akan memperlihatkan keajaiban demi keajaiban. Setiap hari Dia membuat keajaiban baru. Dia Yang menurunkan hujan ke bawah setelah mereka kehilangan harapan.” Katakanlah kepada mereka: “Kemukakanlah argumentasi kamu kalau kamu orang benar.” Berikanlah  kabar suka kepada orang yang beriman bahwa mereka mempunyai tempat kebenaran di sisi Tuhan mereka. Kepada-Nya akan naik semua perkataan murni. Salam atas Ibrahim (yaitu diriku yang lemah ini). Kami telah mencurahkan cinta kami kepadanya dan telah menjauhkannya dari kesedihan. Kami sendiri yang melakukan itu, maka ikutilah jejak Ibrahim.
      Demikianlah berbagai wahyu (ilham) Ilahi yang diterima Mirza Ghulam Ahmad a.s. --  Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah  -- sebagai dalil bahwa beliau adalah Imam Mahdi a.s. dan juga Masih Mau’ud a.s.  yang kedatangannya dinubuatkan Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. dalam Al-Quran serta hadits-hadits.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  5  Mei     2017







[1]  Ingatlah, walaupun pada setiap nabi terdapat sifat Mahdi --  karena setiap nabi adalah murid Tuhan -- dan juga walaupun pada setiap nabi terdapat sifat Ruhulqudus, namun nama tersebut pada dua nabi mempunyai kelebihan yang khas, yakni Mahdi adalah khas  dari Nabi kita Muhammad  saw. sedangkan  Masih adalah khas dari Isa a.s..  Jadi seolah-olah Nabi kita saw.  dari segi   nama itu  mempunyai kelebihan, karena beliau mendapat anugerah Syadîdul-quwâ  untuk selama-lamanya  sebagaimana nampak pada Quran Syarif  nama Rasulullah saw. ummi Mahdi dan firman-Nya kepada beliau,  ‘allamahu syadîdul quwâ (Yang Maha kuat-perkasa telah mengajarnya – QS.53:6).  Sedangkan derajat Ruhulqudus lebih rendah daripada nilai Syadîdul Quwâ.  Hadhrat Masih diberikan kekhususan   sifat yang  kedua. Hadhrat Isa dijuluki Ruhulqudus, sebagaimana seorang penyair berkata [dalam bahasa Farsi]: Fez Ruhulqudus arbaz madad firmayad hamah ankar kinand ancah masihake kird  artinya: “Kabar suka para nabi adalah bahwa kedua sifat itu akan bersatu pada diri Imam Akhiruzzaman”. Jadi dengan demikian menjelaskan bahwa pada diri Imam Akhiruzzaman akan terdapat setengah Israili dan setengah Ismaili. (Pen).
[2]  Berkenaan hal ini bisa terjadi suatu keraguan  bahwa Mahdi pun mendapat petunjuk hanyalah melalui  Ruhulqudus. Jawabnya, yang dimaksud Mahdi  adalah seseorang yang mendapat bimbingan ilmu-ilmu agama bukan dari manusia, sebab dia bukanlah murid seorang manusia di dalam ilmu agama. Dia secara dawam (rutin) mendapat bimbingan khas dari satu penampakan ilmu Tuhan yang  melebihi Ruhulqudus dalam setiap tamsilnya. Dan mendapat bimbingan semacam itu adalah  satu sifat Muhammadi. Kepadanyalah maksud ayat ‘allamahu syadîdul quwâ (Tuhan Yang Mahakuat-perkasa telah mengajarnya – QS.53:6) ditujukan, dan tak terbantahkannya serta kedawamannya  sifat Muhammadiyah itulah ayat: Mâ  yanthiqu ‘anil hawâ in huwa illa wahyun- yuhâ (tidaklah ia berkata dari hawa-nafsu,   tidak lain itu melainkan wahyu yang diwahyukan – QS.53:4-5) diisyaratkan.  Sedangkan mafhum (pengertian) yang terkandung arti kata Masih ialah kedawaman (selalu) ikut-sertanya Ruhulqudus kepadanya, yang apabila dibandingkan dengan Syadîdul quwâ maka derajatnya lebih rendah. Sebab pengaruh Ruhulqudus adalah menjadikan manusia sebagai obyek  bagi  jalan mencapai tujuannya, tetapi  Syadîdul quwâ pengaruhnya adalah mengantarkan manusia mencapai derajat tempat tertinggi dan pengaruhnya meresap ke dalam hati manusia. (Pen).

[3]  Hal ini menerangkan tentang suatu kejadian bahwa nanti akan terjadi dimana dahulu nenek-moyangku adalah pemimpin satu daerah dan penguasa kampung yang luasnya lebih dari 50 kos (150 km), nenek-moyangku dahulu sangat terkenal. Lalu di dalam ilham tersebut adalah bermaksud bahwa sekarang akan lahir satu kemasyhuran baru yang melebihi kemasyhuran nenek-moyangku itu, hingga kemasyhuran nenek-moyangku itu akan dilupakan orang (Pen).

[4] Ingatlah, walaupun keturunan keluargaku adalah dari  Moghuliyah, dan di dalam sejarahpun tidak terdapat keterangan bahwa mempunyai hubungan dengan keluarga Farsi. Memang betul, di dalam keterangan dari sebagian catatan ada penjelasan bahwa ada sebagian nenek   dari satu pihak  adalah keturunan orang muhlis dan terkenal. Tetapi sekarang dari Kalam Ilahi sudah jelas bahwa asal keturunan keluarga kami adalah dari keturunan Farsi. Karena itu dengan sepenuh keyakinan kami percaya, sebab  hakikat keturunan keluarga sebagaimana Allah mengetahui tidaklah sekali-kali orang lain mengetahui  bahwa keterangannya adalah shahih (benar) dan meyakinkan, tetapi keterangan lain meragukan serta berprasangka buruk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persamaan "Sunnatullaah" Mengeai "Kebinasaan Para Pendusta" Atas Nama "Allah Swt." Dalam "Al-Quran" Dengan "Sunnatullaah" Dalam "Kitab-kitab Ilhami"Dalam "Bible"

Bismillaahirrahmaanirrahiim “ARBA’IN” ARBA’IN LI-ITMÂMIL HUJJAH ‘ALAL MUKHALLIFÎN (Empat Puluh Risalah, Menyempurnakan Argu...