Selasa, 23 Mei 2017

Jaminan "Pemeliharaan" Allah Swt. Terhadap "Masih Mau'ud a.s." dari Gelombang Berbagai "Makar Buruk" Para Penentang Beliau a.s. & Silsilah Baru "Generasi Penerus Muslim" di Akhir Zaman


Bismillaahirrahmaanirrahiim

“ARBA’IN”

ARBA’IN LI-ITMÂMIL HUJJAH ‘ALAL MUKHALLIFÎN
(Empat Puluh Risalah, Menyempurnakan Argumen Bagi Para Penentang)

  Karya

  Mirza Ghulam Ahmad a.s.
(Al-Masih Al-Mau’ud a.s.   -- Al-Masih yang Dijanjikan a.s.)


Bagian 26

ARBA’ÎN KE III

JAMINAN PEMELIHARAAN ALLAH SWT. TERHADAP MASIH MAU’UD A.S. DARI GELOMBANG BERBAGAI “MAKAR BURUK” PARA PENENTANG BELIAU A.S.  & SILSILAH BARU GENERASI PENERUS MUSLIM DI AKHIR ZAMAN

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir  Bab sebelumnya   telah dikemukakan topik    Fir’aun dan Haman Akhir Zaman Serta Fatwa Pengkafiran yang Dibuatnya berkenaan wahyu Ilahi yang diterima Masih Mau’ud a.s. antara lain:
        “Ingatlah ketika seorang yang mengkafirkan engkau merencanakan melawan engkau dan meminta kepada temannya, Haman, supaya menyulut api pengejaran sambil berkata: “Lakukanlah pengumuman kemurtadan oleh engkau karena manusia telah memberi perhatian untuk engkau dan engkau bisa menghasut mereka dengan pengumuman engkau itu. Karenanya engkau adalah pelopor yang mensahkan pesetujuan sehingga para ulama menjadi senang mengikuti stempel engkau dengan stempel mereka. Jadi aku dapat mememukan apakah Tuhan bersama orang itu ataukah tidak, karena aku menganggapkan sebagai pendusta.” [Kemudian ia memberi pengesahan stempelnya]. [1]
       Celakalah Abu Lahab dan kedua tangannya (yakni seseorang yang menyatakan pengumuman dan yang lainnya adalah yang mengesahkan atau yang menuliskan pengumuman] tidak pantas baginya untuk campur-tangan  melainkan dengan takut. Kesakitan apa pun yang menimpa engkau semua berasal dari Allah. Akan terdapat cobaan besar setelah Haman mengesahkan pengumuman kemurtadan, maka bersabarlah bagaimana kesabaran para Nabi yang memiliki kesabaran tinggi.
       Cobaan ini dari Allah agar Dia mencintai engkau dengan cinta yang besar. Ini adalah cinta abadi yang tidak akan bisa diputus. Ganjaran engkau adalah pada Allah. Tuhan engkau akan ridha kepada engkau dan akan menyempurnakan nama engkau. Banyak hal yang mungkin engkau suka sesuatu padahal itu tidak baik bagi engkau; dan banyak hal yang engkau tidak suka  padahal itu baik bagi engkau. Allah Mengetahui dan engkau tidak mengetahui.”

Perlakuan Buruk Seperti Terhadap  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.

         Pesan ini berkenaan dengan Hadhrat Nabi Isa a.s. yakni kepada beliau a.s. pun dahulu para ulama kotor memberikan fatwa kafir. Dan di dalam ilham tersebut dimaksudkan bahwa pengkafiran ini pasti akan  terjadi supaya ada persamaan dengan Hadhrat Isa. Dan Allah menamakannya Fir’aun kepada si penulis fatwa itu, sedangkan kepada orang yang pertama kali memberi fatwa disebut Haman.  Maka tidaklah heran hal ini mengisyaratkan bahwa Haman akan mati di atas kekafirannya, tetapi Fir’aun akan mati di saat Tuhan menghendaki-Nya. Ia (Fir’aun berkata):  قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ   -- "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil”  (Yunus:91)".
Kemudian Tuhan berfirman:
“Cobaan ini akan datang dari Tuhan, setelah itu  barulah mereka akan mencintai engkau dan kecintaan itu tak pernah padam. Dan ganjaran baginya ada pada Tuhan. Tuhanpun  ridha atas engkau dan Dia akan menyempurnakan nama engkau. Banyak hal yang kamu  inginkan, tetapi sebenarnya tidak baik bagi kamu, dan banyak pula hal-hal yang tidak kamu inginkan tetapi sebenarnya baik bagi kamu.   Tuhan sangat mengetahui sedangkan kamu tidak tahu.”
        Hal ini mengisyaratkan bahwa pengkafiran pasti akan terjadi dan banyak membawa hikmah. Akan tetapi mereka menyesal disebabkan perbuatan merekalah hikmah dan keputusan Ilahi menjadi sempurna. Seandainya mereka tidak lahir maka lebih baik, menurut mereka.
         Sekedar untuk contoh dari Barāahin-e-Ahmadiyyah ilham ini kami tulis. Sebenarnya aku semenjak 21 tahun yang lalu setelah Barāhin-e-Ahmadiyyah terbit telah menulis 40 buah buku dan telah pula kusebarkan kurang-lebih 60 ribu selebaran mengenai kebenaran dakwaku, dan semuanya itu berupa pamflet kecil-kecil. Hal ini secara rutin menjadi kebiasaanku menyebarkan ilham-ilhamku yang baru kuterima.
          Dalam  hal ini setiap orang yang berakal mengerti, bahwa ini adalah suatu masa yang panjang sejak mulainya pendakwaan ma’mur minallah (orang yang diperintah Allah) hinggi kini sibuk siang malam bertabligh. Dan Tuhan bukan  hanya sampai di situ saja, bahkan hingga kini membiarkan aku hidup,  bahkan untuk menerbitkan karya tulis ini sekalipun Dia memberikan kesehatan kepadaku, dan diberikannya pula harta serta diluangkan pula waktu kepadaku. Dan ilham-ilham yang diturunkan-Nya kepadaku  bukannya sekedar percakapan biasa-biasa saja tetapi penuh dengan kabar-kabar gaib, dan  di dalamnya banyak mengandung jawaban rencana busuk para musuh.

Jaminan Pemeliharaan Allah Swt.

        Selanjutnya Masih Mau’ud a.s. menjelaskan tentang jaminan pemeliharaan Allah Swt. terhadap beliau berkenaan dengan dilancarkannya berbagai “makar buruk” para penentang beliau a.s. yang disebut Fir’aun dan Haman:
      Contohnya, musuh-musuh menghendaki kewafatanku hingga berani memberi fatwa dusta, tetapi malah sebaliknya maut (kematian) cepat sekali merenggut mereka. Karena itu  sejak dulu Dia selalu berkata-kata kepadaku:
Tsamānīna hawla aw qarī ba min dzālika aw tazīdu ‘alayhi sinīnā  wa tarā   nasla ba’īdan.
yakni, “umur engkau akan mencapai 80 tahun atau kurang, dua atau empat atau beberapa tahun atau lebih. Dan engkau akan  mencapai umur demikian panjang hingga satu keturunan yang jauh sekalipun generasi mendatang akan dapat menyaksikannya”.     Ilham ini telah tersiar sejak 35 tahun yang lalu dan telah tersebar kepada ratusan ribu manusia.
   Demikian pula disebabkan Tuhan pun tahu bahwa musuh-musuh mengharapkan “orang ini akan tetap ditinggalkan orang lain serta terhina bagaikan pendusta, pengikutnya tidak akan tumbuh di muka bumi ini, dan akaibatnya pengakulan yang merupakan syarat bagi para shādiqīn, yang turunnya dari langit kepada orang ini tidak akan diberikan”. Oleh karena itu sejak dulu Dia berfirman di dalam Barāhin-e- Ahmadiyyah:
Yanshuruka rijālan nuhīy ilayhim minas- samā-i, yā-tūna min kulli fajin ‘amīq wal malūka yatabarakun bitsiyā bika. Idzā  jā-a nashrullāhi wal- fath, wantahaa amra zamān ilayna laysa  hā dza  bilhaqqi.
Yakni, “Akan datang menolong engkau orang-orang yang kepada mereka Aku turunkan wahyu, mereka akan datang dari tempat-tempat yang jauh. Raja-raja akan mencari berkat-berkat dari pakaian engkau. Apabila pertolongan Allah dan kemenangan Kami datang maka barulah kepada para penentang akan  akan dikatakan, “Apakah ini tipu-muslihat manusia ataukah pekerjaan Tuhan?”[2]
Demikian pula Tuhan  tahu bahwa musuh-musuh menghendaki “orang ini tidak mempunyai keturunan dan akhirnya lenyap.”

Munculnya Silsilah Baru Generasi Penerus Nabi Ibrahim a.s.

      Agar hal ini menjadi Tanda bagi orang-orang yang bodoh maka Dia sejak dulu berfirman di dalam Barāhin-e- Ahmadiyyah:  (Arab)
Akan memotong silsilah  bapak/leluhur engkau dan akan memulai dari engkau”. Yakni, “keturunan pertama nenek-moyang engkau akan terputus dan sedikitpun tidak akan tertinggal tanda-tandanya dan tak satupun yang mengenalnya lagi. Tetapi kemudian Tuhan akan menanamkan benih keturunan dari engkau seperti benih yang ditanam dari Ibrahim.”
        Sehubungan dengan itulah maka Tuhan menamakan aku Ibrahim di dalam Barāhin-e-Ahmadiyyah seperti firman-Nya berikut:
Salāmun ‘alā Ibraahim shāfaynāhu wa najaynāhu minal ghami wa takhidzi min- maqāmi Ibrāhima mushalla. Qul- Rabbi lā  tadzarni fardan wa anta khayrul- wāritsīn.
Yakni, “Salam atas Ibrahim – yakni atasku yang lemah -- Kami menjadikannya teman sejati dan melindunginya dari setiap kesusahan. Dan dirikanlah tempat shalat di tempat berdirinya Ibrahim – yakni jadilah pengikut yang setia hingga kamu mendapat keselamatan. Ya Tuhan-ku, janganlah meninggalkan aku seorang diri, sebab Engkau-lah sebaik-baik Pemberi waris/Sahabat”.
        Di dalam ilham ini ada isyarat bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan seorang diri, dan akan diberikan banyak keturunan seperti Ibrahim. Dan yang terbaik dari keturunan ini akan mendapat keberkatan. Kemudian firman-Nya :
Wa- takhidzu min- maqāmin- Ibrāhim (Dan jadikanlah tempat berdiri Ibrahim) adalah ayat Quran Syarif, yang maksudnya adalah, “Kamu harus menjalani dengan menghidupkan agama, ibadah, dan menghidupkan akidah kamu selaras dengan Ibrahim ini, dan dalam setiap masalah kamu harus mengikutinya”. Sebagaimana ayat:
وَ مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ ؕ
 “….. dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku  yang namanya Ahmad"    (Ash-Shaf [61]:7).

Makna Maqam Ibrahim a.s. &  Berbagai Wahyu Ilahi Berkenaan Masih Mau’ud a.s.

     Maksudnya adalah  bahwa di Akhir Zaman umat Muhammad saw.  akan lahir penjelasan yang merupakan salah satu tangannya[3], yang di langit bernama Ahmad, dan dia serupa dengan Hadhrat Masih a.s. akan menyebarkan agama secara jamali (keindahan/kelembutan).
    Demikian juga ayat: wa takhidzi min- maqāmi Ibrāhima mushalla (dan jadikanlah tempat berdiri Ibrahim tempat shalat) mengisyaratkan bahwa ketika di dalam umat Muhammad saw. banyak terjadi firqah-firqah (golongan-golongan) saat itu akan lahir seorang Ibrahim di Akhir Zaman, dan di antara semua firqah hanya golongan yang mengikutinya yang akan selamat.
    Sekarang kami akan menuliskan beberapa ilham dari buku yang lainnya sebagai contoh.  Di  dalam buku Izalah Auham (Menjelaskan/Menghilangkan Kesalah-fahaman)  halaman 634 hingga akhir dan juga pada buku-buku lainnya tertulis ilham ini: (Arab)
 Kami menjadikan engkau Al-Masih Ibnu Maryam”. Mereka akan berkata, “Sejak dulu kami tidak pernah mendengar hal semacam itu”, oleh karena itu jawablah oleh engkau; “Pengetahuan  kamu tidak luas. Kamu buta akan lafaz yang nyata, begitu pula terhadap ilham-Nya.”
Satu lagi ilham yang lain:  (Arab)
Segala puji bagi Allah Yang telah menjadikan engkau Al-Masih ibnu Maryam. Engkau Syaikhul Masih yang tak pernah menyia-nyiakan waktunya. Intan permata seperti engkau tidak pernah sia-sia”.
Kemudian berfirman lagi: (Arab)
 Yakni, “Niscaya Kami akan memberi kehidupan yang suci dan tenang kepada engkau, 80 tahun atau hampir, yakni 2 atau 5 tahun lebih kurang, dan engkau akan menyaksikan satu keturunan  yang jauh di belakang, engkau akan melihat pemandangan yang tinggi dan kemenangan. Seolah-olah Tuhan turun dari langit.”

“Bulan Purnama” Para Nabi Allah

Kemudian firman-Nya lagi: (Arab)
Bulan purnama nabi-nabi akan terbit dan engkau akan berjaya. Engkau tidaklah demikian saja melepaskan syaitan sebelum  unggul  atasnya. Unggul di atasnya adalah hak engkau, dan terinjak di bawah adalah bagian musuh engkau.”
Lalu berfirman lagi: (Arab)  
Aku akan menghinakan dia yang bermaksud menghinakan engkau dan Aku akan menolong siapa yang hendak menolong engkau. Allah tidak akan meninggalkan engkau sebelum (sehingga) yang suci terpisah dari yang kotor. Tuhan itu Maha Suci dari segala aib, dan engkau adalah orang yang taat kepada-Nya. Aku-lah Tuhan, jadilah milik-Ku sepenuhnya. Katakanlah, “Tuhan siap untuk segala urusan bagi engkau.”
Kemudian berfirman: (Arab)
Orang-orang akan berkata, “Engkau datang bukan dari Allah.” Maka segera kami akan pegang mereka batang hidungnya, yakni dengan dalil-dalil   qat-‘i (yang tak dapat ditolak) dan Kami akan tutup langkah-langkah mereka. Dan pada hari pembalasan orang-orang zalim akan Kami tuntut amal perbuatannya. Aku akan datang bersama dengan lasykar-Ku secara tiba-tiba -- yakni  engkau tidak mengetahui di saat mana engkau akan ditolong, engkau tidak tahu. Pada hari itu tangan orang-orang aniaya akan dipotong. Wahai celaka aku, seandainya saja aku  tidak melawan rasul Tuhan. Aku akan tinggal bersamanya. Mereka akan berkata, “Jemaat ini akan hancur dan semua urusan akan berantakan!” Mereka akan berkata demikian padahal tidak diberi ilmu-ilmu gaib. Tuhan berfirman, “Engkau adalah satu burhan (dalil) dari Kami. Tuhan itu Maha  Gagah, Dia dapat menzahirkan kebenaran dalil-Nya, kapan saja Dia mau.”
Kemudian Dia berfirman lagi: (wahyu bahasa Arab)  artinya:
Kami mengutus Ahmad kepada kaumnya tetapi mereka berpaling dan berkata: “Ia pendusta besar”. Mereka mulai memberikan kesaksian palsu untuk melawannya dan mereka menyerbunya bagaikan  air bah. Ia berkata: “Tuhan-ku dekat tetapi tersembunyi”.
       Pertolongan-Ku akan datang kepada engkau. Aku Maha Pemurah. Engkau mampu dan akan menerima hujan yang banyak. Aku akan mengirimi engkau kelompok dari setiap kaum dalam jumlah besar. Aku telah mencerahkan rumah engkau. Ini adalah wahyu dari Allah, Maha Kuasa, Maha Penyayang.
      Jika seseorang bertanya: “Bagaimana kami tahu bahwa itu wahyu dari Allah?” Bukti untuk mereka adalah wahyu ini diikuti dengan banyak Tanda. Allah tidak akan memberi jalan kepada  orang ingkar yang menyebabkan terjadi tuduhan nyata pada orang beriman.
     Engkau adalah kota  pengetahuan, murni dan diterima oleh Yang Maha Pemurah. Engkau adalah nama-Ku yang tinggi. Kabar suka bagi engkau pada hari ini. Engkau adalah dari Aku, ya Ibrahim. Engkau tegak karena Diri-Nya. Engkau dibuat dengan kebesaran-Nya. Engkau adalah menifestasi (perwujudan) dari Yang Maha Hidup. Engkau adalah awal urusan dari Aku. Engkau dari air Kami dan mereka dari kepengecutan.
Apakah mereka  berkata: “Kami adalah kumpulan  yang ditolong.” Kumpulan itu akan cerai-berai dan mereka akan membalikkan punggung mereka. Maha Suci Allah Yang telah memberi engkau hubungan baik melalui pernikahan dan keturunan yang baik. Peringatkanlah kaum engkau dan ketakanlah kepada mereka; “Aku pemberi ingat yang nyata dari Allah. Kami telah mengadakan bagi engkau banyak panen, ya Ibrahim.
       Mereka berkata: “Kami akan menghancurkan engkau.” Tetapi Tuhan berfirman kepada hamba-Nya: “Tidak ada alasan untuk takut, sesungguhnya Aku dan Rasul-Ku pasti akan menang. Aku akan datang tiba-tiba kepada engkau beserta balatentara-Ku. Aku akan menggulung seperti gelombang di samudera. Karunia Allah sedang datang dan tak seorang pun dapat menghambatnya.
      Katakanlah kepada mereka: “Demi Tuhan-ku, ini adalah kebenaran yang tidak akan berubah dan tidak akan tinggal tersembunyi dan itu akan turun dengan cara yang mengejutkan engkau. Ini adalah wahyu dari Tuhan Pembuat langit yang tinggi. Tidak ada Tuhan selain Dia. Dia Mengetahui dan melihat setiap sesuatu. Allah adalah beserta mereka yang bertakwa dan yang melaksanakan kewajiban sebesar-besarnya, beramal sebaik-baiknya. Bagi mereka akan dibukakan pintu langit, bagi mereka ada kabar suka  dalam kehidupan dunia. Engkau diasuh di sisi Nabi dan [engkau tinggal di puncak gunung] [4]. Aku beserta engkau dalam segala hal.” 

Nubuatan   Pengakuan Bersalah  Para Penentang Masih Mau’ud a.s.

Dia berfirman lagi: (Wahyu bahasa Arab)  artinya:
      “Dan mereka berkata: “Ini hanya tipuan dan orang ini menghancurkan agama.” Katakanlah: “Kebenaran sudah datang dan kepalsuan sudah hilang.” Katakanlah: “Sekiranya hal ini bukan dari Allah kamu akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya, yaitu kamu tidak akan menemukan bukti dukungan untuk itu sebagai Perkataan Tuhan. Dia-alah Yang mengutus rasul-Nya [yaitu hamba yang lemah ini]  dengan petunjuk dan   agama yang benar serta memperbaharui akhlak.”
      Katakanlah: “Sekiranya aku membuat-buat, aku akan menanggung dosanya, yakni aku  yang akan binasa. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang berbuat dusta terhadap Allah? Ini adalah wahyu Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih supaya engkau memperingatkan mereka yang nenek-moyangnya tidak diberi peringatan, dan supaya engkau mengundang mereka untuk menerima kebenaran.
     Mungkin Allah akan segera memberi (menimbulkan) persahabatan di antara engkau dengan mereka yang bermusuhan dengan engkau.[5] [Dia] mempunyai kekuasaan melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Mereka akan bersimpuh-sujud sambil berdoa: “Tuhan, ampunilah kami, kami bersalah.” Hari ini kamu tidak dipersalahkan. Allah akan mengampuni kamu  dan Dia paling pengasih daripada yang pengasih.
     Aku adalah Allah maka sembahlah Aku [dan jangan melupakan Aku] dan berupayalah mencapai-Ku, dan berdoalah kepada Tuhan engkau dan rajinlah berdoa. Allah adalah Sahabat dan Penyayang. Dia mengajarkan Al-Quran, dan perkataan   apa lagi yang akan kamu ikuti selain Al-Quran?
     Kami telah menurunkan rahmat atas hamba ini. Ia tidak bicara dengan kehendaknya sendiri, apa pun yang kamu dengar itu adalah wahyu dari Tuhan. Ia menghampiri Tuhan yaitu dinaikan, kemudia ia mencondongkan diri kepada manusia menyampaikan kebenaran sehingga seolah serupa dengan tali di antara dua busur  -- Tuhan di atas dan makhluk berada di bawah.
     Biarlah Aku sendiri berhadapan dengan  mereka yang mendustakan engkau. Aku berdiri bersama  Rasul-Ku. Hari-Ku akan menjadi Peradilan besar. Engkau berada pada jalan lurus. Kami akan menunjukkan (memperlihatkan) kepada engkau sebagian dari urusan mereka atau kami akan mewafatkan engkau dan menyempurnakan janji sesudahnya. Aku akan mengangkat engkau kepada-Ku, yaitu kenaikan kepada Tuhan akan dibuat  baik di dunia dan pertolongan-Ku akan datang kepada engkau. Sesungguhnya Aku adalah Tuhan  Pemilik  sulthan (Tanda/dalil yang menaklukkan hati serta membawa mereka ke dalam penguasaan-Nya).”

Wahyu-wahyu Ilahi Dalam Berbagai Bahasa

       Di dalam silsilah (untaian) ilham-ilham ini ada yang di dalam  bahasa Urdu, di antaranya seperti tertulis berikut ini:
    “Suatu gelar (julukan)  kehormatan”; (Arab)    “gelar kehormatan untuk engkau.” (Urdu) Tanda agung akan menyertainya… Tuhan bermaksud akan meninggikan nama engkau dan membuat nama engkau bercahaya di alam semesta. Aku akan menunjukkan cahaya-Ku dan akan meninggikan engkau untuk menunjukkan kekuasaan-Ku,
      Banyak tahta telah turun dari langit tetapi tahta engkau ditempatkan pada tempat paling tinggi. Malaikat menolong engkau pada waktu pertemuan  engkau dengan penentang engkau. Inggris telah berlaku baik terhadap engkau. Tuhan  di pihak engkau berada . Mereka yang melihat ke langit tidak merasakan kesedihan apa-apa.
    Ini bukan cara yang baik. Cegahlah Abdul Karim, pemimpin orang Islam, hendaknya di agar  tidak meneruskan itu. [6] (Arab) [Bersikaplah belas-kasih karena belas kasihan adalah dasar kebaikan. (Urdu)  Bersikaplah belas kasih, bersikaplah belas kasih, karenja belas kasihan adalah dasar kebaikan… (Urdu) Tuhan akan menyelesaikan nurusan engkau dan akan menganugerahkan engkau semua yang engkau inginkan. Tuhan dan pasukan-Nya akan mendatanginya.  Bandingkan dengan Yesus dari Nazaret, karunia dari perkara ini bukan tanpa makna.  Ancamlah aku bukan dengan api, api adalah hambaku, bahkan ia adalah  hamba dari hamba-Ku.
         Kalimat ini sebagai hikayat kepadaku yang telah diterangkan oleh Tuhan. Kemudian berfirman: (Urdu]
Orang-orang   datang dan membuat berbagai pengakuan. Singa Tuhan menerkam mereka dan singa Tuhan menang.”
Kemudian berfirman lagi:
 (Parsi) “Ayunkan langlah karena waktu engkau sudah mendekat dan jejak kaki pengikut Muhammad telah ditegakkan dengan teguh pada menara tinggi. [7](Urdu)  “Orang Suci Muhammad saw., orang pilihan (nabi Allah), dan tandaku telah mencerahkan. (Urdu) Akan ada hari yang penuh dengan karunia besar.    Seorang pemberi ingat telah datang ke dunia tetapi dunia tidak menerimanya, akan tetapi Tuhan menerimanya, dan dengan serangan-serangan hebat Dia menzahirkan kebenarannya.” Âmīn.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  23 Mei   2017




[1] Dari Kalam Ilahi ini diketahui bahwa  yang mengkafirkan dan membukakan pendustaan adalah bangsa (kaum) yang telah mati ruhaninya. Oleh sebab itu tidak pantas seorang pengikutku bermakmum di belakangnya, Bisakah orang yang hidup shalat di belakang yang telah mati? Oleh karena itu ingatlah, sebagaimana Tuhan telah memberitahuku, bahwa haram bagi kamu, seka.i haram mendirikan shalat di bekalang mereka yang menkafirkan atau mendustakan atau menolak kedatanganku, bahkan yang menjadi imam hendaknya dari antara kamu sendiri. Itulah  salah satu maksud dari hadits Bukhari imaamukum minkum (imam kamu di antara kamu). Yakni ketika Masih Mau’ud datang maka kamu terpaksa meninggalkan golongan lain walaupun mereka mengaku Muslim dan Imam kamu adalah dari antara kamu sendiri. Maka demikianlah hendaknya kamu melakukannya. Adakah kamu menghendaki hukuman Tuhan di atasa kepala kamu dan semua amal ibadah kamu menjadi sia-sia? Kamu tidak tahu, bahwa barangsiapa yang dengan tulus ikhlas menerima aku dan dengan tulus ikhlas pula mentaatiku dan membenarkanku dalam setiap masalah dan menghendakiu diriku memberi setiap keputusan terhadap sesuatu perselisihan. Akan tetapi barangsiapa tidak dengan tulus ikhlas menerimaku dan menginginkan kehendak sendiri maka ketahuilah dia bukan dari golonganku, sebab dia tidak mengindahkan sabda-sabdaku yang kuterima dari Tuhan, karena itu tiada kemuliaan baginya di langit. (Pen)
[2] Demikian pula Tuhan pun tahu jika ada seseorang jahat terkena penyakit seperti kusta, gila, buta, ayan, maka orang-orang akan mengatakan bahwa dia kena azab  Tuhan. Oleh sebab itu Dia sejak dulu memberitahukan aku bahwa Dia akan menjagaku dari segala  penyakit kotor. Hal ini terdapat di dalam Barāhin-e- Ahmadiyyah, “Dan Aku akan menyempurnakan nikmat-Ku atas engkau”, Kemudian setelah itu turun ilham yang berkenaan dengan mata: Tanzīla rahmata ‘alā tsalatsa ‘aina wa ‘alā akharīna Yakni, “Rahmat akan turun pada tiga bagian badan. Pertama,  mata yang satu tidak akan terserang oleh kesedihan, terpelihara dari gangguan turunnya air yang darinya cahaya tatapan tetap mengalir, dan dua rahmat turun pada dua bagian lainnya”, yang mengenainya Tuhan tidak menjelaskannya.  Rahmat ini pulalah yang akan turun pada keduanya. Semua kekuatannya tidak akan luntur.
Sekarang, katakanlah pendusta mana yang di dunia ini yang dapat menentukan panjang umurnya dan mendakwakan kesehatan penglihatannya dan kesehatan dua bagian tubuh lainnya  hingga akhir hayatnya. Demikian pula Tuhan tahu bahwa musuh akan merencakan pembunuhan terhadapku, maka Dia  mengkabarkan di dalam  Barāhin-e- Ahmadiyyah: Yashimukallāhu walaw lam ya’shimuka nās – (Allah akan melindungi engkau walaupun manusia tidak melindungi engkau).
[3] Ingatlah, bahwa Tuhan mempunyai dua “Tangan” yang Jalali (gagah) dan jamali (lembut), maka berdasarkan contoh itulah Allah Ta’ala telah menganugerahi beliau saw. dua tangan rahmat dan saukat. Mengenai tangan yang lembut (jamal) ada isyarat dalam Quran Syarif:
وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ
(Dan tidaklah Kami mengutus engkau kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam/manusia – Qs.21:108). Yakni, “Kami yang mengutus engkau semata-mata untuk rahmat  seluruh alam”. Dan mengenai sifat  gagah (jalal) ada isyarat pada ayat:
وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ
(dan bukan engkau  yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar – Qs.8:18). Disebabkan Tuhan meridhainya bahwa kedua sifat ini akan zahir pada waktunya masing-masing, karena itu Tuhan telah menampakkan sifat Jalāli (gagah) melalui para sahabat Rasulullah saw. dan sifat Jamāli disempurnakan-Nya (digenapi-Nya) melalui para sahabat Masih Mau’ud a.s. dan Jemaatnya. Kepadanyalah ditujukan ayat:  
 مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ
[4] Sebagian orang-orang bodoh berkata, “Mengapa ilhamnya di dalam bahasa Arab?” jawablah, “Cabang (dahan) tidak bisa berpisah dari pohon dan akarnya”. Dalam hal ini aku mendapat bimbingan dalam mengikuti Rasulullah saw., sebagaimana ilham dalam Barāhin-e- Ahmadiyyah memberi kesaksian atasnya: Tabāraka- ladziy man ‘alama wa ta’lama, yakni “sungguh beberkat dia yang mendapat bimbingan karunia ruhani dari sumbernya -- yakni Sayyidina Muhammad saw. -- dan orang-orang yang telah mendapat pendidikannya adalah manusia yang penuh dengan keberkatan.” Karena itu jika gurunya berbahasa Arab maka muridnya pun hendaknya menerima ilham di dalam bahasa Arab, supaya keserasian, kecocokan tidak akan sia-sia.

[5] Ini satu hal yang sangat tak mungkin, bahwa semua orang akan menerimaku, sebab menurut ayat: Wa lidzālika khalaqahum (dan untuk itulah mereka diciptakan) dan ayat wa ja’ilul- ladzīna- taba-‘uka fawqal- ladziina kafarū ilā yawmil- qiyāmah – (dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas mereka yang kafir hingga hari kiamat). Jika dikatakan semuanya akan beriman adalah suatu pertentangan yang jelas. Jadi yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang menolong.
[6] Ilham ini merupakan satu hal yang harus dipelajari bagi Jemaat. Gaulilah istri kalian dengan penuh kelemaha-lembutan, kasih-sayang, sebab mereka itu bukan gundik-gundik (pelayan-pelayan). Pada dasarnya pernikahan adalah satu  ikatan perjanjian antara laki-laki dengan perempuan. Oleh karena itu berusahalah hidup rukun dan damai, tanpa ada keributan di dalam ikatan kalian berdua. Allah Swt. di dalam Quran Syarif berfirman: Wa ‘āsyiruhunna bilma’rūfi  yakni “gaulilah istri-istri kamu dengan baik”, dan di dalam hadits: Khayrukum, khayrukum bi-ahlihi yakni, “Yang terbaik di antara kamu adalah yang baik terhadap istri-istrinya (keluarganya). Maka berbuat baiklah terhadap istri-istri kalian, baik dalam jasmani maupun ruhani. Berdoalah selalu untuk mereka dan hindarilaha perceraian, sebab sangat burulah di sisi Allah orang yang tergesa-gesa memberi talak istrinya tanpa perhitungan yang lebih matang. Jangan memecahkan pasangan-pasangan kalian yang telah dijodohkan oleh Tuhan. Jangan merusaknya bagaikan  panci yang kotor.
[7] Maksud kaliamat “Muhammadiyang ka per unce minarpar japere “ (kaki Muhammad berpijak pada menara yang tinggi) adalah kabar suka para nabi untuk kedatangan Masih Mau’ud di Akhir Zaman, yang tentangnya ada di dalam angan-angan orang-orang Yahudi, padahal justru  akan lahir di antara kita, umat Islam. Dan menurut orang-orang Kristen, Al-Masih Akhir Zaman akan datang dari antara mereka, tetapi kenyataannya telah lahir dari antara kaum Muslimin. Oleh sebab itu menara yang tinggi adalah masuk ke dalam kehormatan Muhammad saw.. Pada tempat ini dkatakan Muhammadi (pengikut Muhammad saw.), hal ini mengisyaratkan kepada orang-orang yang hingga saat ini memandang Islam hanya dengan cara zahir dan kebesarannya saja  yang disebut “Muhammad mazhar”. Dan kini orang-orang yang melazimkan penampakkan sifat Ahmad mereka akan  banyak mendapatkan tanda-tanda langit, sebab nama Ahmad menghendaki kerendahan diri dan kecintaan yang sempurna, hal ini lazim ada pada kondisi hakikat Ahmadiyah  dan Hammadiyat serta ‘Asyiqiyat juga MuhabbiyatHammadiyat  dan  ‘Asyiqiyat kelazimannya didukung oleh ratusan ayat-ayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persamaan "Sunnatullaah" Mengeai "Kebinasaan Para Pendusta" Atas Nama "Allah Swt." Dalam "Al-Quran" Dengan "Sunnatullaah" Dalam "Kitab-kitab Ilhami"Dalam "Bible"

Bismillaahirrahmaanirrahiim “ARBA’IN” ARBA’IN LI-ITMÂMIL HUJJAH ‘ALAL MUKHALLIFÎN (Empat Puluh Risalah, Menyempurnakan Argu...